Indonesiainside.id, Jakarta – Kegagalan pengorbitan Satelit Palapa N1 akan menimbulkan masalah bagi siaran pertelevisian di Indonesia ke depan. Sedianya, Palapa N1 atau Nusantara Dua dibuat untuk menggantikan Satelit Palapa D yang sudah habis masa orbitnya.
“Dampaknya (dari kegagalan Palapa N1) banyak. Pertama, harus lapor ke ITU untuk tetap dicatatkan slot orbit sebagai alokasi Indonesia,” ujar Direkur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, saat dihubungi Indonesiainside.id, Ahad (12/4).
“Sebab, Palapa D kan sudah mau habis. Jika 2 tahun kosong, akan dianggap kosong dan bisa dialokasikan ke yang lain kecuali diisi plotter,” kata dia.
Heru menjelaskan, Satelit Palapa D awalnya direncanakan akan habis masa operasionalnya dalam 15 tahun. Namun, karena mengalami kendala, umurnya sekarang hanya menjadi 10, 5 tahun, sejak diluncurkan pada 2009. Satelit ini dibuat oleh Thales Alenia Space, Prancis, sebagai pengganti Satelit Palapa C2 yang telah selesai masa operasionalnya pada 2011.
“Yang menggunakan Palapa D bersiap bakal ada gangguan, sehingga harus segera ada upaya mitigasi ke satelit lain karena umur satelit sudah habis,” kata Heru.
Heru menuturkan, jika proses mitigasi terlambat, layanan stasiun TV yang menggunakan Palapa D tidak bisa dinikmati di seluruh Indonesia sampai proses perpindahan selesai. Sejumlah stasiun televisi yang menggunakan layanan Palapa D antara lain Indosiar, GTV, Metro TV, TVRI Nasional, tvOne, SCTV, dan RCTI.
Dalam jumpa pers secara maya, Dirut PT PSN, Adi Rahman Adiwoso, mengutarakan, Satelit Palapa N1 itu telah diasuransikan. Dengan begitu, risiko akibat peluncuran ini akan mendapatkan ganti rugi dari perusahaan asuransi sesuai dengan nilai yang dipertanggungkan.
Satelit Palapa N1 dibeli dari sebuah produsen terkemuka Tiongkok, yaitu China Great Wall Industry Corporation. Pembelian dilaksanakan pada Februari 2019. Palapa N1 direncanakan akan mengisi slot di orbit 113 derajat Bujur Timur (BT).
Seperti dikemukakan Menteri Komunikasi dan Informatika, Johny G Plate, satelit itu akan dimanfaatkan oleh 23 lembaga penyiaran dan 8 stasiun radio di Indonesia. (AIJ)