Indonesiainside.id, Surabaya– Mahasiswa Fakultas Keperawatan UNAIR membuat suatu inovasi Robopoo. Robopoo adalah media pembelajaran berupa pop up book yang beraudio sebagai edukasi membaca, menulis, dan berhitung.
“Kami sangat bersyukur juga program ini juga didukung oleh dosen pembimbing kami yang selalu memberikan saran dan kritik yaitu Bapak Ferry Efendi S.Kep.Ns., M.Sc., PhD,” terang inisiator program ini, Zurinda Dwi Nur L, yang juga ketua Program Robopoo.
Program ini diujicobakan di SDN Sedati Agung, Sidoarjo. Program dilaksanakan mulai bulan Juni hingga September 2020.
Program Robopoo adalah program pengabdian masyarakat yang didanai oleh DIKTI melalui program Pekan Kreativitas Mahasiswa 2021.
Ada beberapa mitra yang terlibat pada program Robopoo, mulai dari sasaran mitra yaitu anak-anak tunagrahita ringan kelas V SDN Sedati Agung, fasilitator yaitu Guru Shadow dan orang tua siswa.
Proses pembuatan media buku pop-up dan audio, lanjut Zurinda, diserahkan pada pihak ketiga di tempat yang berbeda. Pembuatan buku pop-up dilakukan di Salatiga, Jawa Tengah, dengan waktu kurang lebih satu bulan.
Latar belakang dari Program Robopoo adalah menurunnya minat belajar siswa yang menyebabkan prestasi siswa juga menurun, terutama pada anak tunagrahita di SDN Sedati Agung. Zurinda menambahkan bahwa anak-anak tunagrahita prestasi belajarnya menurun akibat pandemi, yaitu mereka tidak bisa belajar di sekolah melainkan harus di rumah.
Selain itu, media pembelajaran untuk anak tunagrahita di SDN Sedati Agung hanya sebatas flashcard dan puzzle, sehingga kurang beragam dan kurang signifikan. Keadaan siswa tunagrahita juga lemah dalam hal bahasa, sosial, motorik, serta calistung, yang dibuktikan dengan bukti tes psikologi.
Untuk itu, Zurinda dan tim menggagas program ini. “Alhamdulillah dengan izin Allah program ini dapat terselesaikan dengan baik. Saat pelaksanaan untuk pengenalan Program Robopoo kepada guru, orang tua, anak tunagrahita juga mendengarkan dengan seksama,” terangnya.
Zurinda dan tim berharap mitra dapat mandiri dalam menjalankan program dan tetap berjalan seterusnya. Selain itu, siswa tunagrahita dapat mengambil semua manfaat dari adanya media pembelajaran melalui Program Robopoo.
Ia menambahkan inovasi lanjutan yang diharapkan dari program ini adalah pengembangan buku dan audio. Buku dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa dan kreativitas guru, sedangkan audio dapat dikembangkan seperti setiap halaman memiliki konsep audio yang sendiri-sendiri sesuai fitur pada buku, sehingga anak dapat mengoreksi kesalahan dalam belajar melalui audio tersebut. (NE)