Indonesiainside.id, Singapura–Data pribadi dan informasi klinis dari 73.466 pasien terkena serangan siber sebuah klinik pribadi Ahli Bedah Mata & Retina di SIngapura awal bulan ini, dengan penyebab insiden masih dalam penyelidikan. Data yang terpengaruh meliputi nama pasien, alamat, nomor kartu identitas, informasi kontak, dan informasi klinis.
Tidak ada informasi kartu kredit atau rekening bank yang diakses atau dikompromikan, menurut klinik spesialis mata dalam pernyataan pers hari Rabu, (25/8). “Serangan siber ‘ransomware’ ilegal dan canggih” dilakukan oleh pihak tak dikenal pada 6 Agustus, menurut pihak klinik dikutip CNA.
Serangan mempengaruhi server dan beberapa terminal komputer di cabang klinik di Camden Medical. Namun, sistem TI cabang klinik di Pusat Spesialis Mount Elizabeth Novena tidak terpengaruh.
“Untuk mengoptimalkan keamanan data, Ahli Bedah Mata & Retina) memelihara jaringan terpisah dan rekam medis aktif disimpan secara terpisah menggunakan sistem berbasis cloud, sehingga tidak diakses atau disusupi,” tambah klinik.
Menurut Ahli Bedah Mata & Retina, tidak ada operasi klinisnya yang terpengaruh dan sistem TI-nya telah dipulihkan dengan aman. Klinik itu mengatakan sejauh ini belum ada rilis data ke ruang publik dan akan terus memantau situasi dengan cermat.
“Pasien sekarang diberi tahu secara bertahap tentang insiden siber ini,” tambahnya.
Insiden tersebut telah dilaporkan ke polisi, Personal Data Protection Commission (PDPC) dan Singapore Computer Emergency Response Team (SingCERT). Ahli Bedah Mata & Retina mengatakan tim IT-nya bekerja sama dengan Badan Keamanan Siber Singapura serta Kementerian Kesehatan (MOH) untuk menyelidiki penyebab insiden tersebut.
“Semua tindakan yang wajar untuk mencegah pelanggaran ini berulang telah diambil,” menurut klinik. Ia menambahkan bahwa pihaknya bekerja dengan pakar keamanan siber serta pihak berwenang untuk mengidentifikasi aspek potensial dari sistem TI yang dapat dilindungi lebih lanjut.
“(Ahli Bedah Mata & Retina) menyesalkan pelanggaran data ini dan ingin meyakinkan pasiennya bahwa mereka menangani informasi rahasia pasien dengan sangat serius,” menurut klinik. (NE)