Indonesiainside.id, Bangkok—Sebanyak 106 juta pengunjung ke Thailand selama 10 tahun terakhir ditemukan memiliki informasi pribadi mereka yang tidak aman secara online. Comparitech, sebuah perusahaan keamanan siber yang menemukan basis data tersebut, mengungkapkan bahwa data tersebut tidak dilindungi secara online tanpa perlindungan kata sandi selama dekade terakhir.
Jutaan data pribadi turis ke Thailand dilaporkan te;ah ‘diekspos’ secara publik melalui platform online bulan lalu. Namun, pihak berwenang Thailand berhasil memblokir kebocoran data dengan segera.
Perusahaan keamanan konsumen yang berbasis di Inggris Comparitech mengatakan dalam sebuah laporan bahwa kepala penelitian keamanan, Bob Diachenko, menemukan data yang berisi informasi pribadi wisatawan ke negara itu.
“Setiap orang asing yang telah mengunjungi Thailand selama dekade terakhir, informasi pribadi mereka dapat diekspos. “Termasuk nama, nomor paspor dan informasi tempat tinggal,” jelasnya dikutip AFP.
Comparitech menginformasikan bahwa Diachenko juga menemukan nama dan informasi perjalanannya ke Thailand pada 2011 di database. Pihak berwenang Thailand diberitahu tentang kebocoran informasi turis pada 22 Agustus dan mereka segera bertindak untuk memblokir database pada hari berikutnya.
“Namun, kami tidak yakin berapa lama data itu terekspos sebelum terdeteksi. “Pihak berwenang Thailand bersikeras bahwa data tersebut tidak diakses oleh pihak yang tidak berwenang,” tambah laporan itu.
Sementara itu, Biro Investigasi Kejahatan Siber Thailand menginformasikan bahwa pihaknya tidak mengetahui kejadian tersebut dan akan melakukan penyelidikan. Juni lalu, situs web pendaftaran vaksin Covid-19 untuk orang asing ditemukan telah membocorkan beberapa detail pribadi penerima termasuk nama dan nomor paspor.
Website milik pemerintah tersebut kemudian langsung diblokir. (NE)