Indonesiainsisde.id, Jakarta—Perdebatan mengenai apakah penggunaan situs media sosial aman atau muncul kembali setelah tiga platform raksasa mengalami gangguan sepanjang hari. Bahkan, pengungkapan sebelumnya menyatakan Facebook memberikan peringkat tinggi pada konten yang akan membuat reaksi di antara penggunanya.
Ini disuarakan oleh mantan manajer produk Facebook Frances Haugen dalam sebuah pernyataan kepada Senat. Dia, antara lain, mengklaim bahwa platform media sosial memberikan keunggulan pada konten yang menciptakan reaksi ekstrem dan akan meningkatkan keterlibatan pengguna.
Haugen yang juga digambarkan sebagai informan atau ‘whistleblower’ mengungkapkan bahwa langkah ini akan menyebabkan pengguna ‘like’ dan ‘share’ konten yang pada gilirannya akan mendorong teman-teman mereka dan pembuat konten untuk menghasilkan lebih banyak konten baru.
Dia menambahkan bahwa Facebook menyadari efek buruk yang dihasilkannya pada remaja yang menggunakan Instagram dan tidak jujur tentang upayanya untuk menghentikan unsur kebencian dan kesalahan informasi. “Facebook tahu bahwa ketika mereka memilih konten, pengguna akan menghabiskan lebih banyak waktu menggunakan komputer. Kami menghabiskan lebih banyak waktu di platform mereka dan mereka menghasilkan uang.”
“Facebook tahu melalui ‘ peringkat ‘ konten berdasarkan reaksi dan keterlibatan pengguna, jika Anda memberikan reaksi ekstrem, Anda akan lebih bersedia untuk menekan, berkomentar, dan berbagi,” katanya. “Ini menarik karena jika Anda menekan dan berkomentar, itu bukan untuk kebaikan Anda, “ tambah dia.
Menurutnya, Facebook tahu bahwa pengguna akan menghasilkan lebih banyak konten jika menerima banyak ‘ like ‘ komentar dan share. Mark Zuckerberg memiliki posisi unik di industri teknologi. Dia memegang 55 persen saham di Facebook. Tidak ada perusahaan lain yang dikendalikan secara sepihak, katanya.
“Pada akhirnya, Zuckerberg bertanggung jawab dan tidak ada yang membuat Zuckerberg bertanggung jawab kecuali dirinya sendiri,” jelasnya.
Haugen juga percaya bahwa Zuckerberg mengetahui hasil studi internal yang menunjukkan kekhawatiran tentang potensi dampak negatif Instagram pada pengguna. Haugen muncul di acara ’60 Minutes’ Minggu malam lalu, mengatakan Facebook membuat sejumlah keputusan yang menempatkan kepentingan bisnis di luar keselamatan konsumen.
Menyusul pernyataan tersebut, Zuckerberg yang merupakan chief executive officer Facebook Inc. membantah tuduhan bahwa pihaknya menempatkan keuntungan di atas keselamatan konsumen.
“Sulit untuk melihat liputan yang tidak mencerminkan motif dan pekerjaan kami,” katanya. “Pada tingkat paling dasar, saya merasa sebagian besar dari kita tidak mengakui kekeliruan yang diberikan perusahaan ini,” tulisnya dalam catatan kepada staf yang juga dibagikan secara publik. (NE)