Indonesiainside.id, Washington—Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) meluncurkan roket ke Kutub Utara dalam misi mengungkap ‘kejadian aneh’ yang sering terjadi di kawasan itu, lapor Daily Star. Kejadian aneh tersebut memicu gangguan pada sinyal radio, memperlambat pergerakan pesawat luar angkasa, bahkan melanggar hukum fisika.
Itu terjadi setiap hari sekitar tengah hari di mana ada ‘lubang’ terbuka di medan magnet di langit tepat di atas Kutub Utara. Selama 20 tahun, insiden itu menyebabkan gangguan pada sinyal radio dan sistem penentuan posisi global (GPS) selain memperlambat pergerakan pesawat ruang angkasa.
Melalui misi yang disebut CREX-2, NASA akan menyelidiki lubang yang memungkinkan angin matahari berbahaya memasuki atmosfer bumi. “Pada jarak sekitar 402 kilometer (km) di atas Bumi, pesawat ruang angkasa terasa seperti berat dan seperti menyeret beban atau seperti mematahkan punuk, menyebabkan kecepatannya menurun,” kata fisikawan NASA dan penyelidik misi CREX-2 Mark Conde.
Conde menambahkan bahwa selama misi CREX- 2, roket akan ‘menembak’ 20 barel bahan bakar jet yang akan melepaskan uap bercahaya di langit. Tujuannya agar bahan bakar tersebut dapat menghasilkan sketsa di udara sekaligus memberikan gambaran bagaimana udara bergerak di kawasan kutub untuk mengungkap fenomena tersebut.
“Kami memiliki sekitar satu atau dua jam setiap hari untuk waktu yang tepat untuk melakukan eksperimen ini,” tambah Conde.
Selama misi tersebut, sekelompok ilmuwan dan mahasiswa akan ditempatkan di seluruh Islandia, Svalbard, dan wilayah Skandinavia lainnya untuk memotret ‘pertunjukan cahaya’. (NE)