Indonesiainside.id, Port Louis —Mauritius dilaporkan meminta mesin pencari Google untuk menggambarkan Kepulauan Chagos sebagai bagian dari wilayahnya di tengah perselisihan dengan Inggris, lapor situs berita Wion News. Isi kepemilikan pulau itu memicu perselisihan antara Inggris dan Mauritius.
Awal bulan ini, pihak berwenang Mauritius mengibarkan bendera negara itu di Pulau Peros Banhos setelah Duta Besar Mauritius untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jagdish Koonjul, mengatakan negaranya telah merebut kembali pulau itu dari Inggris. Usai pengibaran bendera, Perdana Menteri Pravind Jugnauth dikabarkan mengatakan bahwa itu adalah momen emosional bagi Mauritius.
Pemerintah Inggris mengatakan memiliki kedaulatan atas pulau itu. Jugnauth mengatakan kunjungan kapal penelitian ke pulau-pulau di Chagos yang tumpang tindih klaim itu ‘bersejarah’ dan Mauritius tidak perlu meminta izin dari Inggris atau Amerika Serikat (AS). Jugnauth menuduh pemerintah Inggris tidak mematuhi hukum internasional.
Namun, pemerintah Inggris mengatakan telah memegang kedaulatan atas wilayah itu sejak 1814 sambil menolak klaim pemerintah Mauritius atas pulau itu. Mahkamah Internasional pada tahun 2019 menguatkan Mauritius sambil menyatakan bahwa Inggris harus menyerahkan pulau itu. (NE)