Indonesiainside.id, Jakarta — Dalam kurun waktu 25 tahun terakhir, teknologi menjadi salah satu pendorong utama konsistensi pertumbuhan PDB Indonesia. Dua dekade terakhir, sektor teknologi Indonesia telah melayani populasi 273 juta orang dan 65 juta UKM, termasuk beberapa unicorn terbesar dan ternama di dunia.
Bahkan, pada tahun 2030, PDB digital Indonesia diperkirakan akan tumbuh 55 persen lebih besar
daripada PDB digital ASEAN, dari USD 21 miliar menjadi USD 28 miliar.
“Di tengah gelombang transisi ini, SAP yang merupakan salah satu pelopor perusahaan perangkat lunak dunia, telah mendukung digitalisasi ekonomi Indonesia dan memungkinkan banyak warga dan bisnis untuk dapat beroperasi dengan lebih baik di seluruh pelosok negara,“ kata Andreas Diantoro, Managing Director SAP Indonesia, dalam keterangan persnya, Ahad (10/7).
Dijelaskannya, sejak tahun 1997, SAP telah
melayani lebih dari 1.600 perusahaan yang berasal dari 26 sektor industri yang berbeda, serta mendukung banyak UKM untuk dapat bekerja lebih efisien.
Lebih jauh, Andreas mengatakan bahwa solusi SAP dijalankan di banyak bisnis besar dan layanan
sektor publik di Indonesia yang harus terus menyesuaikan diri dengan permintaan dan perubahan zaman. Banyak layanan penting dan operasi bisnis yang menggunakan teknologi SAP, termasuk jaringan transportasi, rantai pasokan dan logistik, layanan kesehatan, manufaktur, dan berbagai macam sektor lainnya.
“Kami telah memungkinkan jutaan orang Indonesia untuk bepergian, menerima barang-barang mereka tepat waktu, berbelanja online, bahkan untuk menerima layanan medis,” kata Andreas Diantoro.
Perusahaan di sektor keuangan, seperti Bank Rakyat Indonesia dan sektor publik, seperti MRT
Jakarta dan BGR Logistik memanfaatkan solusi SAP untuk operasional bisnis mereka, termasuk untuk
mengelola SDM, keuangan, manajemen, dan beberapa sektor operasional bisnis lainnya.
Perusahaan e-commerce terkemuka seperti Blibli.com, misalnya, menggunakan SAP Commerce Cloud dan S/4 HANA untuk memberikan informasi pasar dan pelanggan terkini kepada 100 ribu pedagang.
Melalui platform Blibli for Business, memaksimalkan layanan business-to-consumer (B2C), business-to-business-to-consumer (B2B2C), dan business-to-business (B2B) sambil membagikan data secara aman.
“Solusi SAP memungkinkan Blibli.com untuk menyederhanakan proses integrasi bisnis
mulai dari pemasaran, transaksi perdagangan, hingga melayani pelanggan mereka,” kata Andreas Diantoro.
Sinar Mas Land, salah satu perusahaan properti terkemuka di Indonesia, menerapkan teknologi SAP
untuk meningkatkan kinerja manajemen dan pembinaan hubungan baik dengan pelanggan mereka.
Berkat transformasi digital, pelanggan Sinar Mas Land menargetkan pelanggan usia 22 hingga 39
tahun yang kini dapat mempersonalisasi penawaran properti sesuai dengan kebutuhan mereka secara
real-time.
Sinar Mas Land juga dapat mempermudah pemasaran operasionalnya berdasarkan data real-time di
cloud, memetakan prospek properti, melakukan transaksi, dan memenuhi kebutuhan pelanggan tanpa perlu beranjak dari depan layar komputer. Dengan adanya transformasi digital, Sinar Mas Land memproyeksikan adanya pertumbuhan penjualan hingga 8% di tengah pandemi tahun 2021.
Selain itu, beberapa UKM seperti Cap Lang, telah memanfaatkan teknologi SAP untuk mengelola data secara real-time, efisien dan akurat serta mendukung segala bentuk kegiatan inti dari bisnis mereka.
SAP memiliki target yang lebih besar, yakni mengubah sumber daya yang dimiliki Indonesia untuk dapat memberikan dampak positif terhadap dunia global, melampaui kesuksesan ekonomi belaka.
Ditambahkan kata Andreas Diantoro, Indonesia tengah bertumbuh menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat pada tahun 2050, yang artinya semakin banyak pula tantangan yang akan dihadapi.
“Visi kami adalah membantu masyarakat, bisnis, dan institusi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan memiliki dampak positif bagi lingkungan,” kata Andreas Diantoro.
Hal ini juga merupakan poin penting dari RISE with SAP, yang memberikan kebutuhan pelanggan untuk proses transformasi digital di seluruh perusahaan mereka. SAP menyambut positif potensi ini, karena dengan adanya performa tinggi dari teknologi cloud kelas dunia akan mendukung gelombang pertumbuhan Indonesia berikutnya.
Karena semakin banyak perusahaan berusaha untuk mencapai tujuan dan meraup keuntungan, SAP
siap membantu pelanggannya mengelola “green line” beriringan dengan kedua hal tersebut.
“Kami ingin mendukung pembangunan perusahaan yang tangguh, menguntungkan, dan berkelanjutan
di Indonesia,” kata Andreas Diantoro..
Hal ini dicapai dengan pertama-tama melakukan transformasi bisnis di cloud dan memberikan tolok ukur dan praktik terbaik dari 26 industri dan 400.000 pelanggan SAP. Juga, dengan membangun rantai pasokan yang tangguh dan memanfaatkan keahliannya sebagai jaringan B2B terbesar di cloud.
Sebagai perusahaan teknologi dengan portfolio perangkat lunak dan solusi suite yang luas, SAP
memungkinkan banyak perusahaan untuk memulai perjalanan transformasi digital mereka, dimulai dari pengembangan lapisan operasional perusahaan untuk dapat diakses melalui cloud dan on-premise.Yang terakhir adalah dengan menciptakan perusahaan hijau (sustainable enterprise).
Andreas Diantoro menambahkan, SAP juga turut memiliki prinsip Three Zero, Zero waste (Mengurangi Limbah), Zero emission (Mengurangi emisi) and Zero inequality (Menghapus ketidaksetaraan) dengan mengelola jejak lingkungan; mendefinisikan ulang desain dan produksi yang menghargai kegunaan kembali; dan menjaga tanggung jawab sosial di seluruh tenaga kerja, pengadaan, dan pengadaan.
RISE with SAP adalah solusi baru (subscription basis) yang menawarkan layanan holistik (SLA) dan dukungan teknis yang membukakan jalan bagi bisnis-bisnis agar dapat mulai menggunakan cloud
untuk operasional mereka. Solusi ini tak hanya membantu proses migrasi teknis ke cloud melainkan juga memungkinkan bisnis mana pun, di mana pun untuk bertransformasi secara terus menerus.
“Dalam rangka mempercepat transformasi digital Indonesia yang diperkirakan dapat mencapai
USD200 miliar pada tahun 2024, kami ingin dapat memberikan layanan terbaik untuk bisnis di berbagai industri, geografi, dan lingkungan regulasi pada era Industri 4.0,” kata Andreas Diantoro.(Nto)