Indonesiainside.id, Bandung – Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri menggelar kegiatan literasi digital sektor pemerintahan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di Provinsi Jawa Barat. Ini menjadi upaya mempercepat transformasi digital di Tanah Air.
Dari target 24.000 ASN Provinsi Jawa Barat yang di literasi. Di hari pertama, kegiatan ini dihadiri oleh 9.000 ASN dari berbagai Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) dan Pemerintah Kota (Pemkot) di Provinsi Jawa Barat.
“Kalau kita tidak mengikuti
perkembangan digital, kita khawatir kita akan ditinggalkan oleh masyarakat,” kata Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, dalam keterangannya, Rabu (17/8).
Kegiatan ini merupakan salah satu akselerasi visi Jabar Juara dan menjadi sebuah inisiasi agar pelayanan masyarakat lebih terintegrasi secara digital. ASN harus dapat mengikuti perkembangan era digital demi meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat berbasis digital dan bermanfaat untuk masyarakat.
“Dengan lahirnya dunia teknologi informasi digital ini, harus bisa memanfaatkan semaksimal mungkin untuk masyarakat. Jangan sebaliknya, jadi bahaya untuk umat, seperti halnya berita hoaks dan lain-lain,” katanya.
Kegiatan literasi digital sektor pemerintahan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman literasi digital bagi ASN di Indonesia. Peningkatan pemahaman literasi digital ASN merupakan salah satu target nasional
Kemenkominfo menuju transformasi digital.
Kegiatan dilaksanakan secara hybrid di Hotel Maison Teras Kita, Kota Bandung pada hari Selasa, 09 Agustus 2022 dan berlanjut hingga tanggal 12 Agustus 2022.
Dengan pengetahuan dan kemampuan literasi digital yang baik, setiap orang akan lebih kritis terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan literasi digital di sektor pemerintahan merupakan salah satu inisiasi Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di Indonesia.
“Literasi Digital ini merupakan agenda yang diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kompetensi literasi digital ASN di lingkungan Jawa Barat,” kata Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Bonifasius Wahyu Pudjianto.
Peserta diperkenalkan dan diminta mengadopsi teknologi digital melalui pembelajaran tentang 4 pilar literasi digital. Bekal ini diharapkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dan pekerjaan ASN sehari-hari.
“Melalui kegiatan ini semoga memberikan pengetahuan tentang teknologi digital serta mampu menggunakannya secara bijaksana,” kata Bonifasius.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendagri, Sugeng Hariyono, menyatakan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebagai upaya untuk memenuhi 20 jam pelajaran bagi para ASN, tapi juga dapat meningkatkan pengetahuan serta kecakapan teknologi digital.
“Kita berharap bahwa kompetensi ASN, terutama kita punya target 50 juta masyarakat dan ASN yang cakap dalam penggunaan teknologi digital. Kami juga mengharapkan ASN dapat meningkatkan kinerjanya dalam melayani masyarakat dalam menerapkan pelayanan dan pekerjaan berbasis digital,”kata Sugeng.
Kegiatan hari pertama terdiri dari dua sesi yang diisi dengan materi mengenai empat pilar literasi digital, yaitu Kecakapan Digital (Digital Skill), Etika Digital (Digital Ethic), Budaya Digital(Digital Culture), dan Keamanan Digital (Digital Safety). Materi keempat pilar literasi digital tersebut disampaikan oleh narasumber yang kredibel dan berpengalaman di bidangnya.
Yurika Xanthinia Wijayanti, Widyaiswara
BPSDM Kementerian Dalam Negeri yang membahas tentang budaya digital dan etika digital mengatakan bahwa budaya digital adalah tahu bahwa Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi landasan kecakapan digital dan etika digital. ASN harus tau tentang Netiket, ikut berpartisipasi dan melakukan kolaborasi aktif dalam memproduksi dan distribusi konten yang berlandaskan Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Sebagai ASN, kita harus menjadi
pelopor untuk memproduksi dan distribusi konten positif di ruang digital,” katanya.
Salah satu contohnya, dengan menjadikan ruang digital sebagai praktik berbudaya melalui aktivitas sehari-hari seperti saling menghargai, menyebarkan konten positif, berinteraksi secara santun dan bermartabat dan menciptakan ruang diskusi yang sehat dengan menguatkan harmoni dan kebersamaan di ruang digital. Itulah mengapa Netiket atau Network Etiquette atau tata krama dalam menggunakan internet, harus didasari juga oleh nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Gatot Sandi, Praktisi Digital Content Creating dan Pengembangan Digital Learning System, yang memaparkan materi kemampuan digital dan keamanan digital. Dalam pemaparannya, Gatot menyampaikan hal-hal yang mendasar seperti komponen perangkat keras, hingga kemampuan-kemampuan digital yang dibutuhkan di masa kini dan masa depan.
Menurutnya, ada empat kemampuan digital atau digital skills yang banyak dicari di masa kini dan masa depan serta dibutuhkan oleh ASN untuk meningkatkan kinerjanya di era digital ini,
“Empat skill di masa depan atau masa kini yang banyak dicari atau dibutuhkan: Digital Office, Digital Analyst, Digital Marketing, dan Digital Learning.” jelasnya.
Perihal keamanan digital, Gatot membahas mengenai jejak digital sebagai jejak yang tidak bisa dihapus dan dapat mempengaruhi reputasi kita di dunia digital.
“Jejak digital adalah jejak
yang tidak bisa dihapus. Kadang kita merasa kalau kita sudah menghapus akun, menghapus postingan, tapi kenyataannya jejak digital belum tentu bisa dihapus secara permanen,” katanya. (Nto)