Indonesiainside.id, Palopo – Berkembangnya media digital yang pesat membuat masyarakat mengalami banjir informasi yang harus disikapi secara cerdas dan bijak. Hal ini agar terhindar dari penyebaran berita tidak benar atau hoaks.
“Dengan kelimpahan informasi itulah, sulit membedakan mana info yang benar atau hoaks,” ujar Rektor IAIN Kota Palopo, Abdul Pirol, dalam keterangannya yang diterima, Selasa (20/9).
Untuk mengantisipasi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Pemerintah Kota Palopo berkolaborasi dalam kegiatan bertajuk ‘Pekan Literasi Digital’. Kegiatan ini dilaksanakan pada 6 September 2022, di Auditorium Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo, Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai Literasi Digital kepada lebih dari 700 peserta perwakilan masyarakat dan komunitas di Kota Palopo.
Rektor IAIN menambahkan, penggunaan media digital harus cerdas dan bijak. Hal itu karena dapat menyebabkan kelelahan dan kehilangan semangat untuk melanjutkan aktivitas atau bekerja.
“Belum lagi jika menggunakan media digitalnya tidak tau waktu, kecanduan, kita tidak bisa membedakan mana yang harus kita kerjakan dan mana yang harus kita tinggalkan. Untuk itu, kita perlu memahami Literasi Digital ini dan bisa mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Terdapat tiga kelas literasi digital yang digelar secara paralel yaitu Obral-Obrol Literasi Digital, Kelas Konten Kreator, dan Kelas Asah Digital dengan narasumber yang kompeten.
Wali Kota Palopo, Judas Amir, menyampaikan bahwa kegiatan Pekan Literasi Digital ini sangat penting untuk mendorong peningkatan pengetahuan teknologi dan informasi masyarakat Indonesia. Menurutnya, Literasi Digital merupakan sebuah proses persiapan sumber daya manusia untuk memanfaatkan teknologi baru.
“Diharapkan kegiatan ini dapat menghasilkan masyarakat yang cerdas dan cakap menggunakan teknologi digital sehingga masyarakat bisa menggunakan teknologi dengan bertanggung jawab,” katanya.
Dia menekankan, pengguna teknologi informasi harus memiliki integritas dan mengetahui etika digital. Menurutnya, tanpa hal tersebut bisa menjadi faktor yang menyebabkan kejahatan siber, penyebaran berita bohong dan kejahatan lainnya.
“Oleh karena itu, pemerintah harus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan dengan etika dan nilai-nilai kebenaran tanpa meninggalkan nilai-nilai kebudayaan,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Siberkreasi, Mira Sahid ikut memberikan materi “Mengenal Empat Pilar Literasi Digital” di sesi Obral-Obrol Literasi Digital. Disampaikan, interaksi di media sosial seperti like, comment, dan mention, menjadi sesuatu yang pengguna inginkan.
Namun, dalam dunia digital, kita juga perlu memahami keamanan digital, kecakapan digital, etika digital, dan budaya digital.
“Sehingga tidak hanya mampu mengoperasikan gawai secara baik dan bijak, tapi juga belajar memahami privasi orang lain,” kata Mira.
Pekan Literasi Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Kominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. (Nto)