JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika RI(Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di Bogor pada Senin-Kamis, 27-30 Maret 2023.
Kegiatan yang digelar secara hybrid di Hotel Santika, Kota Bogor dan diikuti oleh lebih
dari 8000 peserta yang hadir secara luring maupun daring pada hari pertama yang terdiri dari dua batch, dengan target capaian sebanyak 6000 ASN Kemendikbudristek dalam menjalankan tugas dan fungsi sektor pemerintahan di tingkat pusat dan daerah.
Kegiatan ini juga dapat diikuti secara daring melalui live streaming Youtube dan Zoom.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi ASN Kemendikbudristek dalam menunjang tugas dan fungsinya di bidang teknologi digital, ” ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, Rabu (29/3).
Kegiatan literasi digital yang diselenggarakan untuk para Aparatur Sipil Negara (ASN) pemerintahan daerah tingkat pusat dan daerah ini merupakan salah satu upaya Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di lingkungan pemerintahan daerah menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Nadiem Anwar Makarim menyampaikan bahwa kegiatan Literasi Digital bagi ASN menjadi
kesempatan yang sangat baik untuk meningkatkan kapasitas serta kemampuan para ASN Kemendikbudristek.
“Melalui penyelenggaraan Literasi Digital yang dilaksanakan secara masif dan dipadukan dengan program Merdeka Belajar akan meningkatkan kompetensi atau kemampuan ASN Kemendikbudristek,” tuturnya.
Nadiem melanjutkan bahwa, ASN yang mengikuti kegiatan ini akan dihadapkan pada empat
dimensi Literasi Digital sebagai penunjang kompetensi. Empat dimensi literasi digital yakni Digital Skills, Digital Safety, Digital Ethics, dan Digital Culture akan mengembangkan kompetensi ASN.
Kegiatan ini juga akan menjadi momentum untuk semakin meningkatkan kecakapan digital ASN Kemendikbudristek.
“Saya optimis hasil dari pelatihan ini akan
meningkatkan pelayanan publik,” jelas Nadiem.
Sambutan dilanjutkan oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti yang
menyampaikan bahwa tanggung jawab ASN kini semakin besar karena pelayanan yang
dihadirkan bagi masyarakat semakin beragam.
“ASN saat ini dituntut bekerja lebih baik dalamberbagai pelayanan untuk masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu menguasai literasi digital dengan baik,” ungkapnya.
Suharti menjelaskan bahwa ada beberapa aspek dasar yang akan berguna bagi ASN jika telah
menguasai literasi digital.
“Melalui literasi digital, kita menjadi mampu berpikir kritis untuk menyaring informasi, kemudian kita jadi mengerti penggunaan internet yang aman, lalu
memahami dan menghindari plagiarisme digital, dan yang terakhir adalah bagaimana kita bisa menjaga identitas kita atau data-data rahasia di ruang digital. Harapannya ASN Kemendikbudristek bisa mahir di dunia digital dan bisa memberikan layanan terbaik bagi masyarakat,” katanya.
Sambutan dilanjutkan oleh Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Boni Pudjianto yang menyampaikan bahwa ASN harus memahami konsekuensi dari penggunaan perangkat digital agar tetap aman dan nyaman di dalam ruang digital.
“Inovasi teknologi digital adalah hal
yang kini terus berlanjut dan membawa dampak pada pekerjaan termasuk dalam sektor literasi digital. Oleh karena itu, ASN perlu cakap dalam menggunakan ruang digital, namun juga harus berhati-hati saat menggunakannya,” jelasnya.
Boni juga mengingatkan para ASN mengenai netralitas dalam memasuki tahun politik di
Indonesia. Aparatur pemerintah diharapkan dapat mengedepankan sikap netralitas, di mana tidak menunjukkan partisipasinya dalam kampanye politik.
” Perlu diingat bahwa ASN berada di
bawah pengawasan negara, di mana jika ASN melanggar peraturan negara tentu akan
dihadapkan pada konsekuensi yang berlaku sesuai hukum. Oleh karena itu, diharapkan bapak dan ibu dapat menunjukkan sikap netral dan fokus memberikan pelayanan terbaik untuk
masyarakat,” tutur Boni.
Hari pertama kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan kepada Pegawai ASN
Kemendikbudristek terdiri dua batch yang diisi oleh beberapa narasumber nasional yang
kredibel. Topik-topik yang diangkat dalam setiap batch mencakup empat pilar literasi digital, yaitu Budaya Digital, Etika Digital, Kecakapan Digital, dan Keamanan Digital.
Kecakapan Digital didasarkan untuk memenuhi kebutuhan seseorang untuk menguasai penggunaan akses-akses digital.
“Di era digital ini sebenarnya sudah banyak hal yang bisa dilakukan dengan mudah, salah satunya dengan menggunakan smartphone. Namun sayangnya masih banyak dari kita yang belum bisa menggunakan teknologi ini secara maksimal. Survei mengatakan bahwa trend teknologi bergerak lebih cepat daripada kecakapan digital itu sendiri. Oleh karena
itu, kita tidak boleh tertinggal dan harus adaptif,” ujar Pengajar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Sofian Lusa.
Sofian menekankan bahwa kecakapan digital merupakan kemampuan yang harus
dipraktikkan agar semakin fasih.
“Kecakapan digital ini sebenarnya sudah masuk dalam agenda yang ingin dicapai dalam Indonesia Emas 2045. Saat momentum ini terjadi, harapannya ASN kita memiliki daya saing dalam kancah internasional, ” lanjutnya.
Sofian juga menekankan bahwa eksplorasi ASN menjadi content creator tidaklah melanggar
hukum apabila dilakukan di luar kegiatannya sebagai pelayan publik.
“Teman-teman tidak perlu khawatir untuk menjadi content creator seperti Youtuber, malah kami mendukung kalian dalam
menjadi content creator untuk membagikan informasi seputar layanan pemerintah kepada
publik,” tegas Sofian.
Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto Kemenkes RI, Yan Bani Luza membawakan materi tentang Keamanan Digital mengenai Antisipasi Keamanan dan Keselamatan Digital pada sesi berikutnya. Bani mengatakan bahwa digitalisasi memiliki berbagai manfaat yang dapat menciptakan dampak positif bagi seluruh masyarakat.
“Manfaat digitalisasi yang pertama yaitu efisiensi, yang dapat memudahkan akses serta pengolahan informasi sehingga proses bisnis lebih cepat yang akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Selain itu, digitalisasi ini membuat informasi dan layanan juga menjadi lebih mudah diakses terutama bagi masyarakat yang terhalang keterbatasan mobilitas dan memerlukan layanan tanpa tatap muka,” tuturnya.(Nto/rls)