Indonesiainside.id, Kolombo– Seorang dukun terkenal yang mengaku mampu menghentikan penyebaran Covid-19 di Sri Lanka hanya dengan menggunakan ‘air suci’, meninggal dunia akibat virus tersebut, jelas anggota keluarganya hari Jumat (24/9) ini, kutip AFP.
Eliyantha White, 48, yang biasa merawat olahragawan dan politisi terkenal termasuk Perdana Menteri, mengaku bisa mengakhiri pandemi dengan ‘menuangkan air suci’ ke sungai. Mantan Menteri Kesehatan Pavithra Wanniarachchi, yang mendukung perawatan itu, juga terinfeksi Covid-19.
Dukun itu merawat bintang olahraga dan politisi top termasuk perdana menteri negara itu, dan keluarganya mengatakan dia telah menolak vaksin virus corona. Dia dibawa ke rumah sakit di Kolombo di mana kondisinya memburuk dan dia meninggal pada hari Rabu.
Mantan Menteri Kesehatan Sri Lanka Pavithra Wanniarachchi pernah mendukung pengolahan air tersebut. Tetapi ia justru terinfeksi Covid-19 dua bulan kemudian dan berakhir di unit perawatan intensif rumah sakit.
Pavithra kemudian diturunkan jabatannya, tetapi tetap berada di kabinet.
White menarik perhatian internasional pada tahun 2010 ketika pemain kriket legendaris India Sachin Tendulkar secara terbuka berterima kasih kepadanya karena telah mengobati cedera lutut.
Dalam wawancara tahun 2010 dengan kantor berita AFP, dia mengklaim memiliki ‘kekuatan khusus’ sejak usia 12 tahun. Dia juga telah merawat bintang kriket India lainnya, termasuk Gautam Gambhir dan Ashish Nehra.
Jenazahnya dikremasi di pemakaman utama Kolombo pada Kamis sesuai dengan peraturan karantina. Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa, yang termasuk di antara politisi yang telah berkonsultasi dengan White, mengatakan di Twitter: “Warisannya akan terus hidup sepanjang hidup, dia menyentuh dan menyembuhkan berbagai penyakit.”
Tapi dokter arus utama menggambarkannya sebagai penipuan dan dokter Ayurveda menolak klaimnya – meskipun dukun mengatakan dia menggunakan metode dari tradisi medis India berusia 3.000 tahun.
Total kematian akibat virus corona di Sri Lanka melebihi 12.000 dengan lebih dari setengah juta orang terinfeksi sejauh ini. Para dokter mengatakan jumlah korban sebenarnya dua kali lebih tinggi dan pihak berwenang telah melakukan kremasi massal untuk membersihkan mayat yang menumpuk di rumah sakit dan kamar mayat. (NE)
