Indonesiainside.id, Beijing— Seorang remaja laki-laki di provinsi Jiangsu, China terluka ketika dia menusukkan jarum jahit ke uretra – sebuah pembuluh di penis yang melewati urin – dan menyimpannya di sana selama dua minggu penuh sebelum mmendapat bantuan medis. Awalnya, anak berusia 13 tahun ini penasaran dan melakukannya hanya karena rasa ingin tahu.
Setelah rasa sakit yang konstan (secara alami), dan pendarahan saat buang air kecil, bocah itu dikirim ke rumah sakit di Nanjing. Pemindaian sinar-X menunjukkan jarum jahit – berukuran panjang 9cm – telah menyumbat uretranya, kutip South China Morning Post (SCMP).
Dokter kemudian mengeluarkan jarum melalui operasi yang memakan waktu lebih dari satu jam. “Remaja itu datang ke sini karena dia tidak tahan dengan rasa sakit. Kami kemudian menemukan jarum yang sangat panjang di uretranya,” kata Guo Yunfei, dokter yang merawat remaja tersebut.
Tidak ingin hal yang sama terjadi lagi, dokter kemudian mengingatkan remaja tersebut bahwa memasukkan benda ke dalam saluran kemih adalah tindakan yang berbahaya karena benda asing dapat menyebabkan infeksi dan pendarahan di saluran kemih.
Namun, dokter itu mengakui bahwa ini bukan pertama kalinya dia menemukan seorang pasien muda yang melakukan aksi coba-coba yang tidak seharusnya. Semua insiden sebelumnya terjadi pada saat pasien mulai penasaran dengan tubuh mereka selama masa pubertas.
“Kami menerima pasien muda seperti itu setiap tahun dengan segala macam hal aneh. Apa yang paling kami lihat di masa lalu adalah kabel listrik dan kabel earphone, dan kemudian kami melihat jarum dan manik-manik magnet,” kata Guo.
Menurut survei tahun 2019 yang dikutip oleh South China Morning Post, dari lebih dari 3.600 peserta berusia antara 10 dan 18 tahun di 17 provinsi di China, hanya sekitar 20 persen dari mereka yang mengatakan mereka menerima pendidikan seks yang memadai dari keluarga atau guru.
Yang mengkhawatirkan, lebih dari 10 persen peserta mengatakan mereka tidak pernah memiliki kesempatan untuk mempelajarinya dari siapa pun. Bahkan dari sekolah atau dari keluarga mereka.
Dokter menekankan perlunya pendidikan seksual yang komprehensif untuk anak-anak dan remaja di China karena studi menunjukkan bahwa kelompok tersebut memiliki pemahaman dasar yang kurang tentang kesehatan reproduksi dan perkembangan fisik yang terjadi selama masa remaja. (NE)