Indonesiainside.id, West Midlands —Seorang bocah berusia 6 tahun diduga dibunuh ayah dan ibu tirinya dan ditemukan 124 memar di tubuhnya. Arthur Labinjo-Hughes mengalami penderitaan beberapa bulan sebelum dia dibunuh, kata juri.
Arthur meninggal pada 17 Juni tahun lalu dalam usia enam tahun, setelah menjadi sasaran “kampanye kekejaman yang terus-menerus” oleh kedua orangtuanya, yang saat ini diadili atas kasus pembunuhannya. Bocah itu meninggal setelah mengalami cedera otak yang tidak dapat disembuhkan pada Juni tahun lalu, akibat penganiayaan.
Paman Arthur Labinjo-Hughes mengatakan kepada pengadilan pada hari Sabtu bahwa ibu tiri anak itu ‘dingin dan penuh perhitungan’ dan bahwa dia dan ayahnya dikatakan sebagai ‘penghasut pembunuhannya’. Bocah enam tahun dari Solihull, West Midlands itu diduga dibunuh oleh ibu tiri dan ayahnya, Emma Tustin, 32 (ibu tiri) dan Thomas Hughes, 29, (ayahnya) pada Juni tahun lalu, kutip Mirror.co.uk.
Anak tersebut diduga tidak diberi makan, dipaksa berdiri selama 14 jam sehari selama enam minggu dan diracuni dengan garam. Namun Hughes dan Tustin mengaku tidak bersalah atas tuduhan pembunuhan tersebut.
Tustin mengaku bersalah atas satu tuduhan pelecehan anak tetapi membantah tiga tuduhan lainnya. Tustin diduga membunuh Arthur menggunakan ‘kekuatan yang sangat kuat’ saat dia sendirian bersamanya di rumah mereka, namun ia menyangkal empat tuduhan itu.
Juri juga memutar rekaman dari kamera ruang tamu di mana bocah itu terlihat sedang merapikan tempat tidurnya di ruang tamu. Rekaman video tangkapan layar menunjukkan Arthur menangis sendirian saat dia merapikan tempat tidurnya di lantai di ruang tamu.
Anak itu terlihat menangis sambil mengatakan “tidak ada yang mencintaiku”. Seorang saksi mata mengklaim Arthur ‘terlalu lemah’ untuk memasukkan segelas air ke mulutnya sehari sebelum dia pingsan.
Mereka juga mengatakan pakaiannya terlihat kotor, bibirnya pecah-pecah, dia hampir tidak bisa membuka mulut untuk berbicara, rambutnya kotor, kukunya kotor dan dia tampak kurang gizi dan kurus. Sebelumnya dalam persidangan, seorang dokter mengatakan dia yakin Arthur diguncang dan dipukul dengan kekuatan ‘sangat kuat’.
Konsultan neuropatologi Daniel Du Plessis mengatakan kemungkinan Arthur menyebabkan dirinya mengalami cedera kepala yang fatal adalah ‘tak terbayangkan’. Sidang kasus ini belum selesai. (NE)