Indonesiainside.id, Jakarta – Bank Indonesia (BI) telah menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) atau suku bunga acuan sebesar 50 bps. Sehingga suku bunga acuan BI kini menjadi sebesar 4,25 persen, meningkat dari sebelumnya 3,75 persen. Kenaikan suku bunga tersebut sedikit atau banyak akan berdampak ke masyarakat.
Marine Novita, Country Manager Rumah.com menyampaikan bahwa meskipun suku bunga acuan BI mengalami kenaikan namun dinilai belum tentu berpengaruh langsung terhadap kenaikan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
“Mengingat selama 4 tahun terakhir, kenaikan suku bunga acuan BI biasanya hanya sementara dimana secara historis tidak memengaruhi suku bunga KPR yang trennya juga terus turun dalam 4 tahun terakhir,” ujarnya.
Sebagai contoh, di tengah kenaikan suku bunga acuan mulai April 2018 hingga November 2018 dari 4,25 persen hingga ke 6 persen ternyata tidak diikuti dengan naiknya suku bunga KPR yang dalam periode tersebut malah turun dari 9,7 persen ke angka 9,25 persen.
“Namun berbeda halnya jika kenaikan the fed dan nilai tukar dollar berlangsung lebih lama, disertai adanya inflasi, serta kenaikan cost of fund industri perbankan,” jelas Marine.
Meskipun demikian konsumen properti punya pertimbangan tersendiri. Menurut hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Survey H2 2022 menunjukkan bahwa mayoritas responden berpikir bahwa tingkat suku bunga kredit dan harga properti akan naik di tahun depan.
Marine menambahkan bahwa adanya kenaikan tingkat suku bunga di tahun depan dinyatakan oleh 70 persen responden survei sementara adanya kenaikan harga rumah dinyatakan oleh 80 persen responden.
“Hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Survey H2 2022 juga memperlihatkan bahwa jika terjadi kenaikan tingkat suku bunga, 2 dari 5 responden atau 40 persen menyatakan akan menunda pembelian properti mereka, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah,” pungkas Marine.
Rumah.com Consumer Sentiment Study adalah survei berkala oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia untuk mengetahui dinamika pasar properti tanah air. Survei kali ini berdasarkan 1000 responden dari seluruh Indonesia yang berlangsung pada bulan Juni hingga Juli 2022. (*)