Indonesiainside.id, Banjarmasin–Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, melalui bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) menyiapkan dana Rp5 miliar lebih untuk insentif guru ngaji tahun 2021 saat masih menghadapi pandemi Covid-19. Kabag Kesra Pemkot Banjarmasin Isa Ansari di Banjarmasin, menyatakan bahwa pemerintah kota tetap mengalokasikan anggaran untuk insentif guru ngaji dan marbut meski keuangan pemerintah kota sedang berat karena pandemi Covid-19 dan baru menangani musibah banjir.
Menurut dia, anggaran insentif guru ngaji atau ustadz-ustadzah yang di bawah naungan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) ini belum bisa ditingkatkan karena adanya bencana. “Jadi insentifnya sama besarnya dengan tahun lalu, sulit untuk menaikkan di saat kondisi saat ini, moga semua bisa memakluminya, kita sedang menghadapi bencana Covid-19 yang belum berakhir dan banjir yang baru saja terjadi, sangat menguras anggaran untuk penanganannya,” tutur Isa.
Meski keuangan pemerintah kota tidak stabil seperti biasanya, kata Isa, namun perhatian untuk membantu kesejahteraan para guru ngaji dan marbut tidak didampingkan, tetap dialokasikan. Dia menyebutkan guru ngaji atau ustadz-ustadzah yang diberi insentif pemerintah kota jumlahnya sekitar 2.000 orang, sementara itu untuk marbut sekitar 600 orang, sesuai jumlah mesjid terdata di Pemkot.
“Untuk guru ngaji Rp350 ribu per orang per bulannya, untuk marbut Rp200 ribu per orang per bulannya,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin Zainal Hakim menyatakan, pihaknya sudah melaksanakan rapat dengan mitra kerja pemerintah kota bagian Kesra, salah satunya membahas terkait insentif guru ngaji dan marbut di kota ini.
“Besaran insentif guru ngaji dan marbut saat ini memang jadi catatan kita saat kita rapat dengan mitra kerja bagi Kesra Pemkot Banjarmasin, Rabu (24/2), memang masih rendah ini,” ujarnya.
Pihaknya pun berupaya memperjuangkan agar insentif bagi guru ngaji dan marbut ini bisa dinaikkan setiap tahunnya. Namun dia tetap berharap para ustadz dan ustadzah yang memberikan pendidikan Al-Quran serta para marbut bisa menerima kondisi saat ini keuangan pemerintah kota sedang berat karena menangani dua bencana, yakni, pandemi Covid-19 dan banjir. (NE/Ant)